Sabtu, 15 September 2012

Munasabah Surat Yusuf antara surat dengan ayat


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Surat Yusuf ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Surat ini dinamakan surat Yusuf adalah karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf a.s. Riwayat tersebut salah satu di antara cerita-cerita ghaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai mukjizat bagi beliau, sedang beliau sebelum diturunkan surat ini tidak mengetahuinya. Menurut riwayat Al Baihaqi dalam kitab Ad Dalail bahwa segolongan orang Yahudi masuk agama Islam sesudah mereka mendengar cerita Yusuf a.s. ini, karena sesuai dengan cerita-cerita yang mereka ketahui. Dari cerita Yusuf a.s. ini, Nabi Muhammad s.a.w. mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya.
Pokok-pokok isinya:
1.        Keimanan:
Kenabian Yusuf a.s. dan mukjizat-mukjizatnya; ketentuan yang berhubungan dengan keagamaan adalah hak Allah semata-mata; qadha Allah tak dapat dirobah; para rasul semuanya laki-laki.
2.        Hukum-hukum:
Keharusan merahasiakan sesuatu untuk menghindari fitnah; barang dan anak temuan wajib dipungut tidak boleh dibiarkan; boleh melakukan helah yang tidak merugikan orang lain untuk memperoleh sesuatu kemaslahatan.
3.        Kisah-kisah:
Riwayat Nabi Yusuf a.s. bersaudara dengan orang tua mereka Ya’qub a.s.
4.        Dan lain-lain:
Beberapa sifat dan suri tauladan yang mulia yang dapat diambil dari cerita Yusuf a.s: persamaan antara agama para nabi-nabi ialah tauhid.
Surat Yusuf ini seluruh isinya berkisar pada cerita Nabi Yusuf a.s. dan saudara-saudaranya beserta orang tua mereka. Cara penuturan kisah Nabi Yusuf ini kepada Nabi Muhammad s.a.w. berbeda dengan kisah-kisah nabi-nabi yang lain, yaitu kisah Nabi Yusuf a.s. ini khusus diceritakan dalam satu surat sedang kisah-kisah nabi-nabi yang lain disebutkan dalam beberapa surat. Isi dari kisah Nabi Yusuf a.s. ini berlainan pula dengan kisah-kisah nabi-nabi yang lain. Dalam kisah nabi-nabi yang lain Allah menitik beratkan kepada tantangan yang bermacam-macam dari kaum mereka, kemudian mengakhiri kisah itu dengan kemusnahan para penantang para nabi itu. Didalam kisah Nabi Yusuf a.s ini, Allah s.w.t. menonjolkan akibat yang baik daripada kesabaran, dan bahwa kesenangan itu datangnya sesudah penderitaan. Allah menguji Nabi Ya’qub a.s. dengan kehilangan puteranya Yusuf a.s. dan penglihatannya, dan menguji ketabahan dan kesabaran Yusuf a.s. dengan dipisahkan dari ibu bapanya, dibuang ke dalam sumur, dan diperdagangkan sebagai budak. Kemudian Allah s.w.t menguji imannya dengan godaan wanita cantik lagi bangsawan dan akhirnya dimasukkan kedalam penjara. Kemudian Allah s.w.t. melepaskan Yusuf a.s. dan ayahnya dari segala penderitaan dan cobaan itu; menghimpunkan mereka kembali; mangembalikan penglihatan Ya’qub a.s. dan menghidupkan lagi cinta kasih antara mereka dengan Yusuf a.s.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Munasabah Surat Yusuf Antara Ayat dengan Ayat
Dalam Surat Yusuf ayat 4 Allah berfirman:
øŒÎ) tA$s% ß#ßqムÏmÎ/L{ ÏMt/r'¯»tƒ ÎoTÎ) àM÷ƒr&u ytnr& uŽ|³tã $Y6x.öqx. }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur öNåkçJ÷ƒr&u Í< šúïÏÉf»y ÇÍÈ  
Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku , sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."(QS. Yusuf 4)
Setelah Allah Ta’ala memuji kisah-kisah yang terkandung di dalam Al Quran, bahwasannya di dalamnya terkandung kisah-kisah terbaik di mana tidak dapat ditemui satu kisah pun yang semisal dengan apa yang dimiliki Al Quran, maka kemudian Allah menceritakan kisah Nabi Yusuf beserta bapak dan saudara-saudaranya, sebuah kisah yang bagus lagi menakjubkan.
Firman Allah : { إِذْ قَالَ يُوسُفُ لأبِيهِ } [(ingatlah), ketika Yusuf Berkata kepada ayahnya] yaitu Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim al Khalil (kekasih Allah) ‘alaihimus shalatu was salam.
{ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ } [Wahai ayahku, Sesungguhnya Aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku] maka mimpi Yusuf ‘alaihis salam ini adalah sebuah permulaan dari apa yang akan dicapai olehnya, yaitu kedudukan yang tinggi di dunia dan di akhirat.
Demikianlah apabila Allah menghendaki sesuatu yang agung maka Dia awali dengan sebuah mukaddimah/ pendahuluan yang berfungsi sebagai persiapan dan kemudahan urusan, persiapan bagi hambaNya untuk menghadapai berbagai kesulitan, sebagai bentuk kelembutan dan kebaikan terhadap hambaNya.
3
 
Maka Allah memulakan dengan Ya’qub, bahwa matahari adalah ibunda (Yusuf), rembulan adalah ayahandanya, dan bintang-bintang adalah saudara-saudaranya. Dan bahwa dengannya keadaan akan berubah di mana mereka akan tunduk merendahkan diri kepadanya, dan sujud kepadanya sebagai tanda pemuliaan dan pengagungan. Dan Bahwasannya semua itu tidak terjadi melainkan dengan sebab pendahuluan berupa pilihan Allah Ta’ala kepada Yusuf serta kesempurnaan nikmat dariNya berupa ilmu, amal dan kedudukan di muka bumi. Nikmat ini meliputi seluruh keluarga Ya’qub ‘alaihis salam yang telah sujud (menghormati) mengikuti Yusuf ‘alaihis salam.
1.        Munasabah Surat Yusuf ayat 4 dengan ayat sebelumnya (1-3)
!9# 4 y7ù=Ï? àM»tƒ#uä É=»tGÅ3ø9$# ÈûüÎ7ßJø9$# ÇÊÈ   !$¯RÎ) çm»oYø9tRr& $ºRºuäöè% $wŠÎ/ttã öNä3¯=yè©9 šcqè=É)÷ès? ÇËÈ   ß`øtwU Èà)tR y7øn=tã z`|¡ômr& ÄÈ|Ás)ø9$# !$yJÎ/ !$uZøym÷rr& y7øs9Î) #x»yd tb#uäöà)ø9$# bÎ)ur |MYà2 `ÏB ¾Ï&Î#ö7s% z`ÏJs9 šúüÎ=Ïÿ»tóø9$# ÇÌÈ  
Artinya:  Alif, laam, raa[1]. ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui.
Ayat ini sangat berkaitan erat dengan ayat yang ke-4. Adapun Asbabun Nuzulnya adalah:
1.    Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas mengatakan, para sahabat berkata kepada Rosulullah SAW: “ Wahai Rosulullah, kami mohon engkau bercerita kepada kami! Maka turunlah ayat:
“ Nahnu Naqussu ‘alika ahsanal Qososi” beliau juga meriwayatkan dari Mus’ab bin Said, dari Ayahnya ia berkata: “ Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, maka dibacakan kepada mereka beberapa waktu lamanya. Kemudian mereka berkata kepada beliau:”Ya Rosulullah sekiranya engkau bercerita kepada kami? Maka Allah menurunkan ayat pertama dan kedua dari surat Yusuf ini, lalu dibacakan kepada mereka berapa lamanya. Merekapun mengharap agar Rosulullah memberitakan kepada mereka. Kemudian Allah menurunkan ayat: “ Allahu nazzala ahsanal hadits” (QS: Az-Zumar: 23 )dan seterusnya.
2.    Al-hakim meriwayatkan hadits serupa. Dari ishak bin Rohuyah dari ‘Amr bin Muhammad al-Quraisyi al-Manqory. Ibnu Jarir juga meriwayatkan dengan sanad dari al-Mas’udi dari ‘Aun bin Abdullah ia berkata: “ Setelah para sahabat Rosulullah merasa bosan, maka mereka berkata: “ Wahai Rosulullah, turunkanlah kepada kami sebuah hadits, “ kemudian Allah menurunkan ayat: “Allahu nazzala ahsanal hadits” (QS: Az-Zumar: 23)
Kemudian mereka kembali merasa bosan dan memohon agar Rosulullah menurunkan apa yang lebih tinggi dari dari pada hadits tetapi dibawah Al-Qur’an, yang mereka maksudkan adalah kisah-kisah. Maka Allah menurunkan “ QS: Yusuf 1-3.
Ketika mereka menginginkan hadits, maka Allah menunjukkan mereka kepada sebaik-baik hadits. Dan ketika mereka menginginkan cerita , maka Allah menunjukan kepada mereka sebaik baik cerita.
2.        Munasabah Surat Yusuf ayat 4 dengan ayat sesudahnya
Allah berfirman mengabarkan kepada apa yang dikatakan oleh Ya’qub kepada putranya Yusuf, ketika ia menceritakan apa yang dilihatnya dalam mimpi yang ta’birnya tentang tunduknya saudara-saudara Yusuf, dan pengagungan mereka kepadanya secara berlebihan, dimana mereka besujud untuk mengagungkan dan menghormati, dan memuliakannya. Maka Ya’qub khawatir jika mimpi itu diceritakan kepada salah seorang saudaranya yang akan membuat mereka merasa dengki kepadanya, serta berusaha mencelakakannya karena kedengkian tersebut. Oleh karena itu, ia mengatakan:
tA$s% ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw óÈÝÁø)s? x8$tƒöäâ #n?tã y7Ï?uq÷zÎ) (#rßÅ3uŠsù y7s9 #´øŠx. ( 
Artinya: Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu.
Karena dinyatakan dalam sebuah hadits, bahwa Rosulullah SAW bersabda:
“ Apabila salah seorang diantara kalian melihat sesuatu hal yang menyenangkan dalam mimpi, maka ceritakanlah hal itu, dan apabila melihat apa yang dibencinya dalam mimpi, maka berbaliklah kesisi yang lain dan meludahlah kesebelah kiri tiga kali, lalu memohonlah perlindungan kepada Allah, dari kejahatannya dan janganlah menceritakan kepada orang lain, karena mimpi itu tidak akan membahayakannya.”(HR. Abu Dawud no: 5021, Ibnu Majah no: 3908-3901, dan Imam Ahmad dari Abu Qotadah)
B.       Munasabah Surat dengan Surat
1.        Munasabah Surat Yusuf dengan Surat Huud
Surat Hud mengandung hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok agama, seperti: Ketauhidan, kerasulan, hari berbangkit, kemudian dihubungkan dengan da'wah yang telah dilakukan oleh para Nabi kepada kaumnya.
Ø  Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan aliif laam raa dan kemudian diiringi dengan penjelasan tentang Al Quran. 
Ø  Surat Yusuf menyempurnakan penjelasan kisah para rasul yang disebut dalam surat Hud dan surat Yusuf, kemudian kisah itu dijadikan dalil untuk menyatakan bahwa Al Quran itu adalah wahyu Ilahi; tidak ada lagi sesudah Nabi Muhammad s.a.w. nabi-nabi atau rasul-rasul yang diutus Allah. 
Ø  Perbedaan kedua surat ini dalam menjelaskan kisah-kisah para Nabi ialah bahwa dalam surat Hud diutarakan kisah beberapa orang rasul dengan kaumnya dalam menyampaikan risalahnya, akibat-akibat bagi orang yang mengikuti mereka dan akibat bagi orang yang mendustakan, kemudian dijadikan perbandingan dan khabar yang mengancam kaum musyrikin Arab beserta pengikut-pengikutnya. Dalam surat Yusuf diterangkan tentang kehidupan Nabi Yusuf yang mula-mula dianiaya oleh saudara-saudaranya yang kemudian menjadi orang yang berkuasa yang dapat menolong saudara-saudaranya dan ibu bapanya. Pribadi Nabi Yusuf a.s. ini harus dijadikan teladan oleh semua yang beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w.
2.        Munasabah Surat Yusuf dengan Surat Ar Ra’d
Munasabah (hubungan) surat ini dengan surat sebelumnya (QS. Yûsuf). Pada surat sebelumnya, Yusuf ‘alaihissalam menyebutkan persoalan akidah tauhid secara global, yaitu pada firman Allah subhanahu wa ta’ala:
يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Artinya: Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? (QS. Yûsuf: 39).
Sedangkan di dalam Surat Ar Ra’du, Yusuf berupaya menjelaskan akidah dengan dalil-dalil bukti dan contoh yang jelas.
Di dalam surat Yusuf menjelaskan pribadi saudara-saudara Yusuf dan akhlak yang mendorong mereka untuk berbuat tak baik kepada Yusuf. Kemudian menceritakan tobat mereka dan kerelaan Yusuf untuk menerima mereka serta permohonan ampun sang ayah untuk mereka. Sedangkan di dalam surat Ar Ra’du, Allah subhanahu wa ta’ala mengulas secara panjang lebar tentang akhlak orang-orang mukmin, seolah-olah memperkuat apa yang telah disebutkan dan dijelaskan pada surat Yusuf.
Isi surat Yusuf memberi isyarat global kepada ayat-ayat kauniyah yang menakjubkan, sekalipun banyak orang yang memungkirinya dan tidak mau memandangnya. Hal ini terdapat dalam ayat:
وَكَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ
Artinya:   Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya (QS. Yûsuf [12]: 105)
Sementara di dalam Surat Ar Ra’du Allah subhanahu wa ta’ala memperinci perkara yang global tersebut. Dia menyebutkan ayat-ayat-Nya di langit, di bumi, matahari, bulan, siang, malam, air, tumbuh-tumbuhan, halilintar, petir, dan lain-lain, sehingga penglihatan yang cerdas dapat memahaminya dengan baik dan hati yang lupa dapat tergugah untuk menganalisisnya.
Surat Yusuf mengandung penjelasan dan perincian tentang apa yang telah diperbuat orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka adalah anak-anak Yakub; kemudian menutup dengan ungkapan bahwa di dalam cerita mereka dan para nabi Allah terdapat ibrah yang baik bagi orang-orang yang berpikir. Pembuka Surat Ar Ra’du memperkuat semua ini, yaitu firman Allah subhanahu wa ta’ala:
سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ
Artinya:   Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari” (QS.Ar Ra’du:10)
Dengan menjelaskan bahwa dakwah ini bukanlah bid’ah atau menyimpang dari manhaj dakwah para rasul, maka hubungannya dengan Surat Ar Ra’du adalah bahwa di ujung Surat Ar Ra’du terdapat penjelasan tentang dakwah yang mulia ini, yaitu di dalam firman-Nya,
وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَفْرَحُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمِنَ الأحْزَابِ مَنْ يُنْكِرُ بَعْضَهُ قُلْ إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ وَلا أُشْرِكَ بِهِ إِلَيْهِ أَدْعُو وَإِلَيْهِ مَآبِ
Artinya: Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada merekabergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan diantara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali.” (QS. Ar Ra’du: 36)
Kemudian disebutkan setelahnya, sisi lain dari urusan-urusan para rasul sebelumnya. Hal ini untuk menjelaskan bahwa manhaj dakwah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak berbeda dengan dakwah mereka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ
Artinya:  Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu). (QS. Ar Ra’du:38)
Apabila kita melihat bahwa surat Yusuf secara keseluruhan membicarakan tentang kehidupan keluarga Yakub ‘alaihissalam, maka kita dapat menyaksikan bahwa keberadaan ayat ini di dalam Surat Ar Ra’du sebagai ringkasan yang menunjukkan atas semua itu. Dengan demikian munâsabah antara kedua surat tersebut sangat kuat dan tidak dapat diragukan lagi.


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Isi kandungan surat Yusuf 
1.      Keimanan
2.      Hukum-hukum
3.      Kisah-kisah
4.      Lain-lain
Munasabah Surat Yusuf Dengan Surat Huud
a.    Kedua surat ini sama-sama dimulai dengan aliif laam raa dan kemudian diiringi dengan penjelasan tentang Al Quran. 
b.    Surat Yusuf menyempurnakan penjelasan kisah para rasul yang disebut dalam surat Hud dan surat Yusuf, kemudian kisah itu dijadikan dalil untuk menyatakan bahwa Al Quran itu adalah wahyu Ilahi; tidak ada lagi sesudah Nabi Muhammad s.a.w. nabi-nabi atau rasul-rasul yang diutus Allah.
c.    Perbedaan kedua surat ini dalam menjelaskan kisah-kisah para Nabi ialah bahwa dalam surat Hud diutarakan kisah beberapa orang rasul dengan kaumnya dalam menyampaikan risalahnya, akibat-akibat bagi orang yang mengikuti mereka dan akibat bagi orang yang mendustakan, kemudian dijadikan perbandingan dan khabar yang mengancam kaum musyrikin Arab beserta pengikut-pengikutnya. Dalam surat Yusuf diterangkan tentang kehidupan Nabi Yusuf yang mula-mula dianiaya oleh saudara-saudaranya yang kemudian menjadi orang yang berkuasa yang dapat menolong saudara-saudaranya dan ibu bapanya. Pribadi Nabi Yusuf a.s. ini harus dijadikan teladan oleh semua yang beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Munasabah Surat Yusuf dengan Surat ar-Ra'd
a.       Dalam surat ini Allah secara umum mengemukakan adanya tanda-tanda keesaan Allah di langit dan di bumi. Didalam surat Ar Ra'd Allah mengemukannya lagi secara lebih jelas. 
b.     
9
 
Kedua surat tersebut sama-sama memuat pengalaman nabi-nabi zaman dahulu beserta umatnya. Yang menentang kebenaran mengalami kehancuran sedang yang mengikuti kabenaran mendapat kemenangan.
c.       Pada akhir surat Yusuf diterangkan bahwa Al Quran itu bukanlah perkataan yang diada-adakan, melainkan petunjuk dan rahmat bagi orang yang beriman, dan keterangan yang demikian itu diulangi lagi di awal surat Ar Ra'd. 
d.      Surat Hud mengandung hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok agama, seperti: Ketauhidan, kerasulan, hari berbangkit, kemudian dihubungkan dengan da'wah yang telah dilakukan oleh para Nabi kepada kaumnya. 


DAFTAR PUSTAKA

Al Hafidz, Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-'Adzim, (Mesir: Dar al-Hadits, 2003). Jilid 2. 
Depag RI, Tim Penerjemah al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah / Penafsiran Al-Qur'an Depag, 1975).
Jami’ Al Bayan fi Tafsir Ayi Al Qur’an karya Ath Thabari, Jilid 13, Beirut: Dâr Al Fikr, tahun 1405 H
Nawawi, Marah Labid li Kasyfi Ma'na Qur'anin Majid, (Semarang: Taha Putra, Semarang. T.t). Jilid 1. 
Shihab, Quraish, Tafsir al-Mishbah “Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran”, (Jakarta:Lentera Hati, 2000) Jilid 7.



[1] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.

1 komentar:

  1. Pustaka_Edi Yusuf: Munasabah Surat Yusuf Antara Surat Dengan Ayat >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Pustaka_Edi Yusuf: Munasabah Surat Yusuf Antara Surat Dengan Ayat >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Pustaka_Edi Yusuf: Munasabah Surat Yusuf Antara Surat Dengan Ayat >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK s7

    BalasHapus